Kamis, 21 Oktober 2010

JURNAL 3.MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN KOPERASI,CREDIT UNION DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT,BESERTA REVIEW JURNAL 3.

JURNAL MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN KOPERASI,CREDIT UNION DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.
BESERTA REVIEW LENGKAP JURNAL 3.

BAB I PENDAHULUAN
• Latar belakang masalah
• Rumusan maslah
• Tujuan penelitian
• Manfaat penelitian



BAB II. LANDASAN TEORI
• Pembahasan isi secara keseluruhan mengenai
• Pengunaan hipotesis
• Penjabaran definisi – definisi utama

BAB III METODE PENELITIAN
• Jenis dan sumber data
• Metode pengumpulan data
• Teknis analisa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
• Deskiptif data tentang data kredit.
• Quantitatif data pinjaman dan dan penggunaan pinjaman yangdilakukan masyarakat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAGIAN AKHIR :
• Kesimpulan dan saran
• Daftar pustaka


Ketaren, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi...

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN KOPERASI
CREDIT UNION DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus: Koperasi Credit Union Partisipasi Sukamakmur
Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang)
Nurlela Ketaren
Abstract: This research is about the factors that influence The Credit Union Cooperation
in community empowerment. The problem in this research is what are the factors that
influence the success in Credit Union Cooperation “Partisipasi Sukamakmur” in
community empowerment and how is the community empowerment concept through
Credit Union Cooperation “Partisipasi Sukamakmur”.
This research used the quantitative and qualitative methods. The total population is the
whole members of Credit Union Cooperation or 204 people. The number of debtors in
this Credit Union is 80 people and 50% of them (40 people) became the sample of this
research. From 40 people, the researcher chose 5 people whom the researcher thought that
they have the deep and necessary knowledge to be informants.
Community empowerment through Credit Union Cooperation “Partisipasi Sukamakmur”
has been done through the rountine guidance average 36,62% (91,55%). The efforts are to
improve value and prestige religious activity, social devotion and agriculture. The
community empowerment oriented to create the self effort community (through the
animal breeding activities) which has the similar interest to cooperate, identified the
similar necessity to fulfill the similar necessity. Community Development in Credit
Union Cooperative is the efforts to improve the quality of social life including economics,
education, public health and social culture improvements. Therefore the factors that
influence the success Credit Union Cooperation “Partisipasi Sukamakmur” have so great
influences through the community empowerment that make it possible for its members to
improve their social life quality and also can enlarge the influences in the process which
influences the social economic and capital in Credit Union Cooperation.
Keywords: The factors of success Credit Union and community empowerment

PENDAHULUAN
Salah satu lembaga yang sesuai dengan
pembangunan masyarakat pedesaan dalam upaya
pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi.
Hal ini dikarenakan koperasi memiliki prinsip
gotong royong, rasa kebersamaan dan rasa
kekeluargaan. Organisasi koperasi yang
diperlukan masyarakat adalah koperasi yang jujur
dan dinamis sehingga potensi anggota dalam
menghimpun dana dapat terwujud (Badaruddin
dkk, 2005).
Pembangunan koperasi identik dengan
mengatasi kemiskinan. Menurut Bung Hatta,
koperasi yang berazaskan pasal 33 UUD 1945
merupakan satu-satunya jalan untuk
mendekatkan jurang perbedaan antara yang kaya
dengan yang miskin (Mubyarto 2003:10).
Secara makro dapat dilihat peranan
koperasi yang semakin melembaga dalam
perekonomian, antara lain; meningkatnya
manfaat koperasi bagi masyarakat dan
lingkungan, pemahaman yang lebih mendalam
terhadap azas, sendi serta tata kerja koperasi;
meningkatnya produksi, pendapatan dan
kesejahteraan; meningkatnya pemerataan dan
keadilan; meningkatnya kesempatan kerja.
Semua ini mengakibatkan pertumbuhan
struktural dalam perekonomian nasional yang
tergantung pada Co-operative Growth, Cooperative
Share dan Co-operative Effect yang
melibatkan, memberdayakan segenap lapisan
masyarakat, sehingga dapat mengatasi
kemiskinan (Sukamdiyo, 1996).
Credit union diperuntukkan bagi setiap
orang yang mau menciptakan asset dengan cara
menabung dengan harapan hari esok akan lebih
sejahtera. Konsep credit union sangat berbeda
dengan, koperasi kredit, kartu kredit, mobil
kredit, rumah kredit, dan barang-barang kredit
lainnya. Barang-barang tersebut dilunasi secara
perlahan-lahan tanpa memiliki nilai tabungan
didalamnya. Setelah lunas, selesai sudah
kreditnya dan orang yang mempunyai kredit
tersebut tidak punya asset atau modal. Sedangkan
dalam credit union, nilai kredit tersebut justru
menjadi aset dan menjadi modal yang disebut
saham (Ngo. A. Petrus, 2004).
Credit union partisipasi Sukamakmur
merupakan koperasi simpan pinjam yang
memiliki program pendidikan, pembinaan
kualitas sumber daya manusia, dan kesejahteraan.
Setiap anggotanya adalah pilar-pilar yang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan credit uniuon.
Partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota
melaksanakan kewajiban dan melaksanakan hak
anggota secara bertanggung jawab (Widiyanti N,
2002).
Credit Union Partisipasi sukamakmur
berdiri 10 Februari 1994, jumlah anggota
Desember 2004 sebanyak 204 orang, jumlah
simpanan Rp 282.651.425, jumlah pinjaman Rp
410.512.200, jumlah asset Rp 524.052.998.
Apabila keberhasilan credit union terlihat
berdasarkan perkembangan jumlah unit,
partisipasi (jumlah anggota), penggunaan
pinjaman produktif, besarnya asset, dan besarnya
sisa hasil usaha, maka credit union partisipasi
Sukamakmur ini dapat dikatakan cukup berhasil.
Perkembangan Koperasi credit union di
pedesaan sebagai lembaga ekonomi rakyat
merupakan upaya pembangunan yang positif bagi
masyarakat pedesaan. Dengan kata lain koperasi
dipandang memiliki arti yang strategis pada masa
yang akan datang (Mubyarto, 2003). Sesuai
dengan latar belakang tersebut maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah
”Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi
keberhasilan koperasi credit union partisipasi
Suka Makmur dalam pemberdayaan
masyarakat?”.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan
menggunakan model analisa deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Analisa
deskriptif berusaha menggambarkan model
hubungan antara berbagai variabel dengan
memberikan penafsiran ilmiah dan analisis yang
logis atas hubungan antarfaktor. Credit union
dinyatakan berhasil bila memenuhi enam variabel
yang meningkat setiap tahun, yaitu; SHU,
Partisipasi anggota, Pendidikan Pengurus,
Kepemimpinan Pengurus, Administrasi dan
Manajemen, Pemberdayaan masarakat.
Populasi penelitian adalah seluruh
anggota koperasi Credit union yang berjumlah
204 orang. Sedangkan sampel diambil lima puluh
persen dari jumlah anggota yang meminjam
kepada koperasi Credit union yaitu 40 orang.
Dari sampel yang ada, dipilih informan yang
mempunyai pengetahuan secara mendalam
tentang masalah yang diteliti sebanyak 5 orang.
Teknik pengumpulan data adalah kuesioner dan
wawancara. yang meliputi faktor-faktor
mempengaruhi keberhasilan Credit union,
sedangkan lokasi penelitian adalah koperasi
Credit union Partisipasi Sukamakmur,
Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.
Untuk melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan koperasi Credit
union, digunakan data kuantitatif memakai
analisis tabulasi frekuensi dan persentase. Untuk
data kualitatif digunakan teknik analisis reduksi
data, dengan pengategorian data yang
mempunyai makna untuk menarik kesimpulan
dalam mencari faktor-faktor yang berhubungan
dengan masalah penelitian.
Sampel dalam penelitian adalah anggota
koperasi Partisipasi Sukamakmur yang berjumlah
40 orang dengan komposisi sebagai berikut:
Komposisi responden berdasarkan jenis
kelamin;
1. Responden laki-laki berjumlah 19 orang
(47,5%).
2. Responden perempuan berjumlah 21 orang
(52,5%).
Komposisi responden berdasarkan usia;
1. Responden berusia 27-33 tahun berjumlah 14
orang (35%).
2. Responden berusia 34-40 tahun berjumlah 9
orang (22,5%).
3. Responden berusia 41-47 tahun berjumlah 12
orang (30%).
4. Responden berusia 48-54 tahun berjumlah 5
orang (12,5%).
Komposisi responden berdasarkan tingkat
pendidikan;
1. Tingkat pendidikan SD berjumlah 1 orang
responden (2,5%).
2. Tingkat pendidikan SLTP berjumlah 2 orang
responden (5%).
3. Tingkat pendidikan SLTA berjumlah 17
orang responden (42,5%).
4. Tingkat pendidikan DIII berjumlah 6 orang
responden (15%).
5. Tingkat pendidikan S-1 berjumlah 14 orang
responden (35%).
Komposisi responden berdasarkan penggunaan
pinjaman;
1. Untuk keperluan pertanian berjumlah 5 orang
responden (12,5%).
2. Untuk keperluan konsumsi dan kesejahteraan
berjumlah 20 orang responden (50%).
3. Untuk keperluan peternakan berjumlah 10
responden (25).
4. Untuk keperluan berdagang berjumlah 5
orang responden (12,5%).
Komposisi responden berdasarkan jumlah
pinjaman;
1. Rp 1.000.000,- hingga Rp 2.400.000,-
berjumlah 6 orang responden (15%).
2. Rp 2.500.000,- hingga Rp 4.400.000,-
berjumlah 12 orang responden (30%).
3. Rp 4.500.000,- hingga Rp 6.400.000,-
berjumlah 17 orang responden (42,5%).
4. Rp 6.500.000,- hingga Rp 10.000.000,-
berjumlah 3 orang responden (7,5%).
5. Rp 11.000.000,- hingga Rp 20.000.000,-
berjumlah 2 orang responden (5%).

KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang telah dijabarkan
dalam pembahasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Koperasi credit union perlu menonjolkan
azas kekeluargaan dengan kerja sama,
dibandingkan persaingan sempurna. Koperasi
akan berhasil jika manajemen bersifat
terbuka dan partisipatif.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan koperasi credit union Partisipasi
Sukamakmur, yang meliputi; SHU,
partisipasi anggota, kepemimpinan pengurus,
manajemen koperasi, dan pemberdayaan
masyarakat dapat dikatakan sudah cukup
tinggi. Akan tetapi, optimalisasi masih perlu
dilakukan sehingga tujuan dari koperasi
credit union Partisipasi Sukamakmur dapat
dicapai dengan lebih maksimal.
3. Pemberdayaan masyarakat berorientasi
kepada masyarakat yang mandiri (melalui
kegiatan peternakan) yang memiliki
kesamaan minat untuk bekerjasama,
mengidentifikasi kebutuhan bersama, dan
kemudian melakukan kegiatan kebutuhan
bersama.
4. Tidak terdapat hubungan nyata antara
karateristik responden pendidikan formal,
umur, pendidikan koperasi, motivasi menjadi
anggota, simpanan dan pinjaman dengan
keberhasilan Koperasi credit union dan KUD
(produktifitas dan kepuasan anggota).
5. Partisipasi anggota yang meliputi; jumlah
simpanan, jumlah pinjaman, frekuensi
mengikuti pendidikan, lama tunggakan dan
lamanya menjadi anggota, mempunyai
hubungan yang signifikan dengan tingkat
pendapatan.
6. Terdapat hubungan antara pendidikan formal
dan non formal (pendidikan koperasi dan
kewirausahaan) dengan keberhasilan usaha.

DAFTAR PUSTAKA
Amelia, 2001. Peranan Aktivitas Credit Union Dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Tesis (S-2)
Tidak Diterbitkan. Medan. Program Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP-USU).
Atmosudirjo, Prajudi. 1982. Dasar-dasar Administrasi Niaga. Jakarta: Chalia Indonesia.
Badaruddin & Nasution, M. Arief. 2005. Modal sosial dan Pemberdayaan Komunitas Nelayan (Isuisu
Kelautan dan Kemiskinan Hingga Bajak Laut. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hendrojogi, 1997. Azas-azas Koperasi; Teori dan Praktek. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada.
Kartasasmita, Ginandjar. 1995. Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.
Krisnamurti, Bayu. 1998. Perkembangan Kelembagaan dan Perilaku Usaha Koperasi Unit Desa di
Jawa Barat. Kajian Cross Section (Tidak Diterbitkan). Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Manurung, M. 1998. Indonesia Menuju Demokrasi Ekonomi; Kumpulan Makalah Sistem Ekonomi.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Marbun, Dunan. 1999. Peranan Credit Union dalam Mengelola Simpan-pinjam Untuk Meningkatkan
Pembangunan Ekonomi di Wilayah Pedesaan. Tesis (S-2) Tidak Diterbitkan. Medan. Program
Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara (FISIP-USU).
Mikkelsen, Britha. 1999. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan. Jakarta:
Obor Indonesia.
Mubyarto. 1999. Reformasi sistem Ekonomi, dari Kapitalisme Menuju Ekonomi Kerakyatan.
Yogyakarta: Aditya Media.
Mutis, Thoby. 1983. Organizational Competency and Effectiveness of The Jakarta Credit
Cooperation/Credit Union (CU). Philippines: South East Asia Interdisciplinary Development
Institute.
Mutis, Thoby. 1992. Pengembangan Koperasi; Kumpulan Karangan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Ngo, A. Petrus. 2002. Ketua Credit Union Daya Lestari samarinda, Mengapa harus Credit Union?,
Makalah disampaikan pada Seminar Pendalaman Ekonomi Rakyat tanggal 2 Juli, Jakarta.
Ningrum, Natasia S. 2005. Larangan Praktik Monopoli dan Perjuangan Tidak sehat. Wawasan.
Sukardi, 2003. Sritua Arif: Ekonomi Rakyat di Era Globalisasi. Makalah disampaikan Pada Seminar
Sehari Memperingati 100 hari Meninggalnya Prof. Dr. Sritua Arif. Medan, FISIP USU.
Sukamdiyo. 1996. Manajemen Koperasi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Titus, K. Kurniadi. 2004. Ekonomi Rakyat. Makalah Pendahuluan Pada Seminar Ekonomi Rakyat
tanggal 4 Juni 2004, Lembaga Keuangan Mikro.
Widiyanti, Ninik. 2002. Manajemen Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta.


REVIEW III.

(Studi Kasus: Jurnal Koperasi Credit Union Partisipasi Sukamakmur
Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang)
Nurlela Ketaren

JUDUL : JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN KOPERASI CREDIT UNION DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PENGARANG : Nurlela Ketaren dan Amelia, 2001.

TAHUN PEMBUATAN : 2001. Peranan Aktivitas Credit Union Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Rakyat. Tesis (S-2)

LATAR BELAKANG MASALAH :
Menurut penelit,credit union lebih pesat dari KUD dalam hal
perkembangan.Akan tetapi bisnis credit union relatif lebih kecil, dan hanya
bergerak dalam usaha simpan pinjam. Berkaitan dengan hal itu, Marbun (1999) menyatakan
bahwa Koperasi kredit memiliki peranan dalam meningkatkan kegiatan usaha masyarakat
pedesaan, usaha pertanian, usaha dagang, dan jasa.
Secara parsial,variable seperti penghasilan keluarga, pendidikan formal,frekuensi mengikuti pendidikan di lingkungan,mempunyai pengaruh yang kuat terhadap lamanya tunggakan kecuali jenis pekerjaan tidak memiliki hubungan nyata Dengan begitu,dapat diakatakan bahwa pemberdayaan masyarakat dalam pembinaan menuju mandiri yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup sudah cukup tinggi (91,55%). Akan tetapi perlu optimalisasi agar semua anggota dapat meningkatkantaraf ekonominya.

TUJUAN UTAMA :Dengan adanya credit union dapat mengoptimalisasi taraf ekonominya para angotanya.

METODELOGI :
• Penggunaan observasi aktiv
• Pengunaan tehnik quisioner parsial

RINGKASAN DAN KESIMPULAN :
1. Koperasi credit union perlu menonjolkan azas kekeluargaan dengan kerja sama,
dibandingkan persaingan sempurna. Koperasi akan berhasil jika manajemen bersifat
terbuka dan partisipatif.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan koperasi credit union Partisipasi
Sukamakmur, yang meliputi; SHU, partisipasi anggota, kepemimpinan pengurus,
manajemen koperasi, dan pemberdayaan masyarakat dapat dikatakan sudah cukup
tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar