LAPORAN.
Laporan adalah : suatu bentuk pernyataan yang dapat bermakna tertulis maupun tak tertulis ( suara/ gambar ) yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan suatu hal tentunya jika di sajikan dan diajukan dengan baik guna diberikan bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
Laporan juga dapat berarti satu bentuk penyataan yang logikal dan tersusun. Yang hanya mengandung bagian-bagian, tajuk-tajuk dan sub tajuk-sub tajuk.
Berikut sistematika penulisan Laporan :
Panduan Cara Persembahan
Di bawah ini dicadangkan beberapa panduan bagaimana sesuatu penulisan laporan itu dapat dipersembahkan dengan lebih menarik. Panduan ini adalah berdasarkan singkatan daripada TOPIK DEWASA. Singkatan ini akan memberikan kpanduan seperti yang berikut semasa menyediakan dan menulis laporan :
T Topik Nyatakan topik laporan atau penulisan dengan jelas kepada pembaca.
O Objektif Apakah objektif penulisan anda? Ini perlu dinyatakan dengan jelas supaya pembaca mendapat gambaran awal tentang tujuan penulisan tersebut.
P Paparan Kenal pasti bagaimanakah paparan atau susun atur seperti format penulisan, struktur kandungan, penomboran dan sebagainya hendak diadakan.
Paparan ini perlu diambil kira supaya penulisan anda menarik dan mudah dibaca dan difahami.
I Isi Isi penulisan laporan hendaklah jelas dan tepat
K Kesimpulan Nyatakan kesimpulan laporan anda pada akhir penulisan. Perkara ini perlu kerana di bahagian inilah letaknya pendirian, pandangan, dan dapatan anda tentang topik yang dibicarakan.
D Definisi Berikan definisi yang jelas bagi setiap istilah atau konsep yang hendak dibincangkan dalam penulisan anda. Elok juga jika anda memberikan contoh-contoh yang sesuai untuk memperjelas apa yang anda maksudkan dengan perkataan berkenaan.
E Elakkan Cuba elakkan :
- perkataan ayat, konsep dan perenggan yang mengelirukan
- isi yang bertindih-tindih
- membuat andaian-andaian tertentu
- kesimpulan yang bercanggah
W Wacana Wujudkan wacana yang menarik dengan menggunakan penanda wacana yang tepat, koherens atau kejelekitan, dan kesinambungan idea.
A Analitis Berikan pendapat anda secara analitis dan kritis. ini bermaksud hujah-hujah anda hendaklah disokong dengan bukti, alasan dan fakta.
S Saranan Cadangkan saranan atau harapan anda jika ada pada bahagian akhir penulisan. Saranan ini mungkin dapat ditujukan kepada pembaca, masyarakat, pihak berkuasa dan sebagainya.
A Apendiks Jika perlu, sediakan apendiks pada bahagian akhir penulisan. Apendiks berfungsi sebagai:
- maklumat atau data tambahan
- glosari atau senarai istilah yang berkaitan
dengan bidang penulisan anda.
- lampiran yang tidak dimasukkan dalam
bahagian penulisan, tetapi perlu dijadikan
sebagai bahan rujukan tambahan kepada
pembaca.
Demikan beberapa panduan tentang cara persembahan laporan. Ianya dapat diringkaskan kepada singkatan TOPIK DEWASA. Jadikanlah singkatan ini sebagai panduan untuk membuat laporan yang berkesan.
Berikut beberapa penjabaran perbedaan antara Laporan Resmi dan proposal Tidak resmi :
Laporan resmi :
A. Dibuat untuk keperluan yang bersifat resmi.
B. Digunakan untuk melaporkan sesuatu sesuatu yang bersifat formal/resmi.
C. Ditujukkan kepada pihak berinstansi resmi/organisasi resmi.
D. Keperluan penyampaiannya segera( Mendesak )
Laporan tidak resmi :
A. Non resmi ( Formal )
B. Ditujukkan kepada pihak – pihak tak resmi,( secara langsung ).
C. Disampaikkan kapan saja tergantung pihak yang membutuhkan.
Berikut salah satu contoh tulisan dari Laporan Resmi :
1. Chid. D. (1973) Psychology and the Teacher. London : Holt, Rinehart & Winston.
2. Getzels, J.W, & Jakson, P.W. (1992). Creativity and Intelligence: New York: Wiley.
Contoh laporan ilmiah sederhana:
Laporan Penelitian Magang sebagai Jembatan Mobilitas Sosial dari Petani menjadi Perajin
I. Pendahuluan
Perajin sering dipandang memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada petani. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa seorang perajin biasanya bekerja di dalam rumah, terlindung dari terik sinar matahari sehingga suasananya tampak nyaman. Sebaliknya, petani harus bekerja di sawah, di bawah sengatan sinar matahari, dan kadang harus bergumul dengan kotoran-kotoran yang berbau tidak sedap. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika sebagian masyarakat pedesaan masih menganggap bahwa pekerjaan perajin lebih berprestise daripada petani meskipun hanya menjadi perajin industri kecil dengan skala usaha yang masih terbatas. Lapangan pekerjaan di sektor industri kecil yang makin terbuka menyebabkan terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin. Meskipun sebenarnya mereka belum memiliki keahlian yang memadai, terlebih lagi tingkat pendidikan mereka sebagian besar (73%) masih berpendidikan SD ke bawah. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa produktivitas kerja dan hasil yang mereka peroleh masih rendah. Berkaitan dengan hal di atas, perlu diadakan penelitian yang saksama mengenai mobilitas sosial dan petani menjadi perajin. Dalam laporan ini, objek penelitiannya adalah masyarakat pedesaan di sekitas Surakarta, Jawa Tengah.
II. Tujuan Penelitian
1. Menelaah penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin
2. Memberikan penyadaran pada masyarakat dampak industrialisasi
III. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber. Digunakannya metodologi kualitatif agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut.
1. Menentukan objek penelitian
2. Melakukan wawancara dengan narasumber
3. Mengklasifikasi masalah
4. Merumuskan masalah
5. Memberikan solusi/simpulan
IV. Hasil Penelitian
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, ada beberapa faktor yang menyebabkan mobilitas sosial dari petani menjadi perajin melalui proses magang sebagai berikut.
1. Pengaruh media masa Media massa baik berupa media elektronik maupun cetak telah membawa pengaruh yang besar terhadap pola pikir masyarakat pedesaan. Selama ini, media massa selalu mengangkat kesuksesankesuksesan seorang perajin. Dengan demikian, lambat laun opini publik tersebut akhirnya mendorong keinginan petani untuk menjadi perajin.
2. Dukungan sosial keluarga dan masyarakat Keluarga, kerabat dekat, dan komunitas yang melatari kehidupan petani sering memberikan saran dan harapan yang besar untuk menjadi perajin. Mereka selalu memandang orangorang yang telah sukses berkat usaha menjadi seorang perajin industri kecil meskipun mereka masih berstatus magang atau buruh kontrak.
3. Sistem perekonomian Indonesia yang lebih mengutamakan sektor industri daripada pertanian Perekonomian negara kita yang terbawa arus globalisasi dan kepentingan neoliberalisme (para pemilik modal) telah mendorong lajunya industrialisasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa investasi yang mereka tanamkan lebih mengarah pada sektor industri.
4. Tingkat pendidikan yang rendah Rendahnya tingkat pendidikan mereka dan keahlian yang belum memadai membuat mereka tidak memiliki sistem kontrol diri yang kuat. Konsep diri yang lemah ini menyebabkan mereka mudah terbawa arus zaman.
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan para petani melakukan mobilitas sosial menjadi perajin. Jika tidak ada suatu program penyadaran baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat, dapat dipastikan hasil produksi pertanian akan makin berkurang sehingga negara pun akan mengimpor beras dari luar negeri. Akhirnya, diharapkan penelitian ini mampu memberikan penyadaran pada masyarakat dan dapat menjadi masukan untuk pihak-pihak yang berwenang memberikan kebajikan. Pihak-pihak tersebut misalnya para dewan legislatif dan eksekutif supaya memberikan arahan dan rencana pembangunan yang lebih berpihak pada sektor pertanian, terutama masyarakat miskin pedesaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar